Tweet

Nuffnang Ads

Wednesday, March 20

Jatuhnya Kekhalifahan Islam :Rothschid

:)Kisah ini bermula dari keluarga kalangan bankir hingga Yang Mulia Duke Wurttemberg dan agenPangeran Lowestein – Wertheim, yang dipimpin oleh Schutzjude Moses Hirsch. Schutzjude berarti seorang yahudi yang dilindungi oleh penguasa. Abad ke – 19 menyaksikan pelepasan yang penghabisan rintangan-rintangan yang melawan riba, dan demikianlah riba perbankan berevolusi di jalurnya menuju ke arah kekuatan politis. Anak laki-laki Moses, Jacob membeli sebuah gelar feodal dan karena itu terlepas dari tekanan-tekanan anti riba yang tersisa yang diterapkan kepada orang yahudi.
Pada tahun 1835, sang putra, Joel membentuk salah satu bank-bank hipotek pertama denganRothschilds sebagai mayoritas pemegang saham. Saudara laki-lakinya, Joseph ditunjuk sebagai pemimpin bankir oleh Ludwig I di Munich, suatu posisi yang tak tertandingi bahkan setelah pendirian Bavarian State Bank. Salah satu anak laki-laki Joseph adalah Maurice de Hirsch, lahir tahun 1831. Ibunya berasal dari kalangan bankir di Frankfurt, keluarga Wertheimer. Ia magang pada lembaga perbankan Bischoffsheim dan Goldschmidt. Pada tahun 1855 Hirsch menikahi Clara, anak perempuan Bischoffsheim dan beribu dari keluarga Goldschmidt. Keluarga ini menghidupi sejumlah bank ternama di Belgia dan Perancis. Demikianlah, ayah mertua Hirsch merupakan penasihat keuangan Raja Leopold dari Belgia, menangani dana Partai Liberal dan menjalankan bagian keuangan. Anak laki-lakinya, Max menikahi anak gadis Rothschild dari Frankfurt dan mengelola bank miliknya yang bernama Goldschmidt – Rothschild. Bank tersebut pada dasarnya melayani satu rekening yang sangat besar yang merupakan milik Maurice de Hirsch.
Pada tahun 1858 Hirsch mencabut kewarganegaraan Belgia. Ia terlibat dalam sejumlah rencana-rencana finansial bersama seorang petualang bernama Lagrand Dumonceau, yang mencoba membujuk orang-orang Katolik kaya untuk ‘mengkristenkan’ modal mereka dalam petualangan-petualangan riba demi keuntungan yang tinggi. Pada abad ke-19, ia merupakan bankir bagi orang Kristen seperti halnya bankir Islam bagi orang Islam di abad ke-20. Pius IX membuatnya menjadi Bangsawan Kepausan. Ia kemudian secara in absentia dihukum kerja paksa selama 15 tahun karena melakukan penipuan. Hirsch dan Lagrand-Dumonceau mengepalai serangkaian perusahaan usaha bersama antara lain: Association Generale d’assurances, Banque de Credit Foncier et Industriel dan pada tahun 1864 adalah International Land Credit Company.
Direktur-direkturnya termasuk Lord Robert Cecil, kemudian Marquess13) of Salisbury dan Perdana Menteri Inggris dan Menteri-menteri Luar Negeri, Kehakiman dan Keuangan Belgia.
Pada akhir tahun 1800-an International Land Credit Company dan perusahaan induknya yang meragukan yaitu Credit Foncier berada di ambang kehancuran.
Terhadap latar belakang kriminalitas ahli keuangan ini Hirsch mulai bergerak masuk ke dalam dunia dimana politik diubah menjadi keuangan tingkat tinggi.
Pada tahun 1868 Hirsch, dengan dukungan Bischoffsheim merebut konsesi untuk East Hungarian Railway (Jalur Kereta Api Hungaria Timur), bekerjasama dengan Anglo-Austrian Bank. Begitu usaha-usaha perbankan terdahulu jatuh dalam bencana, Hirsch muncul sebagai pengarang dari suatu rencana yang ambisius, menghubungkan Wina dengan Istanbul yang berjarak lebih dari 1.000 mil. Dalam waktu 20 tahun kerja keras luar biasa ini mendominasi kehidupan Hirsch dalam suatu lingkaran perampokan, penipuan dan intrik.
Orient Railway akan menghubungkan Eropa dan Usmaniyya Islam. Agar mudah dikerjakan, suatu sistem keuangan yang disatukan harus menyertai pembangunan jalan kereta api itu karena jarak yang harus disatukan melalui Austro-Hungaria, Serbia dan Turki. Karena Sultan tidak mempan terhadap perintah-perintah para bankir, ia harus ditetapkan sebagai koruptor, keras kepala dan yang paling utama adalah sebutan sebagai terbelakang dan tidak modern karena sikap bertahan dalam menentang tidak hanya pembangunan jalan kereta api tetapi juga mekanisme-mekanisme keuangannya.

Pada tahun 1861, organisasi milik Pereire Brothers yaitu Credit Mobilier mendirikan Imperial Ottoman Bank. Tak lama kemudian Rothschilds, Pereire Brothers dan Lagrand Dumonceau tak tertahankan merencanakan dengan diam-diam rute-rute kereta api ke Istanbul.
Pada tahun 1867 Sultan Abdalaziz dan Wazir14) Fuad Pasha yang Agung mengunjungi Wina dan pada tanggal 31 Mei 1868 mereka mengabulkan konsesi Orient Railway kepada Asosiasi Langrand-Dumonceau. Ia kehilangan konsesi tersebut karena kelalaian pada tanggal 12 April 1869. Lima hari kemudian konsesi tersebut sudah direbut oleh Hirsch dalam bentuk perjanjian dengan Menteri Pekerjaan Umum, Da’ud Pasha, yang kemudian dicap oleh Imperial Ferman (Keputusan Sultan Kerajaan) pada tanggal 7 Oktober 1868.
Orang-orang Serbia mendesak Wina untuk meletakkan jalur kereta api tersebut melewati Belgrade tetapi baik kekalifahan Usmaniyya dan Austro-Hungaria menghendakinya melewati Bosnia. Jalan kereta api tersebut akan dari Istanbul menuju Edirne, Plovdive, kemudian Sofia, melewati Serbia menuju Bosnia dan Sarajevo, sebelum kemudian menyatu dengan Austrian Sudbahn.
Pemegang konsesi yang bertanggung jawab atas pembangunan dan operasinya, akan menerima dari pemerintahan Ottoman Turki, subsidi tahunan sebesar 14.000 franc (£ 560) untuk setiap kilometer yang diselesaikan selama masa konsesi tersebut: sewa tahunan sebesar 8.000 franc (£320) per kilometer ditarik dari perusahaan pelaksana, mewakili keseluruhan 10% dari biaya konstruksi yang diperkirakan untuk setiap kilometer.
Pada tahun 1870, Hirsch mendirikan perusahaan pelaksana sendiri. Hirsch memilih bankir Perancis Paulin Talabot, pemimpin Societe Generale de Paris dan Count Kinsky, juga peserta pendiri dari Anglo-Austrian Bank.
Akibat adanya proyek internasional yang luas ini serta intrik, bersamaan dengan petualangan-petualangan semacam itu, satu sama lain saling bertautan, dan semua produk dari kesatuan-kesatuan bank yang berhubungan, segera saja London, Paris dan Brussel dibanjiri dengan surat-surat obligasi Turki, diperdagangkan dengan potongan-potongan harga besar-besaran. Sebuah taktik Hirsch untuk bertahan adalah dengan mengeluarkan kertas-kertas lotere dengan suku bunga rendah yaitu 3%, dua poin di bawah suku bunga yang ditetapkan Ottoman, dan dapat ditebus dengan nilai yang sama setelah 99 tahun. Akan ada penarikan setiap dua bulan yang memenangkan tiket-tiket seharga kurang lebih 600.000 franc (£24.000).
Hirsch, yang sekarang dipanggil dengan nama Baron Turkenhirsch, mendirikan suatu kongsi asuransi, dipimpin oleh Societe Generale. Pemerintah Kerajaan Ottoman di Istanbul mengeluarkan 1.980.000 lembar surat-surat obligasi bagi Hirsch dengan nilai nominal sebesar 400 franc, dan dikreditkan kepadanya sebesar 128,50 franc, sedikit lebih banyak dari 32% dari nilai nominal saham. Pada bulan Maret 1870 Hirsch menjual rangkaian pertama dari 750.000 lembar surat-surat obligasi senilai 155 franc kepada kongsinya, yang ditawarkan kepada khalayak senilai 180 franc. Ini terjadi selama masa yang disebut sebagai gelombang penanaman modal internasional, salah satu ledakan-ledakan misterius dari apa yang disebut tekanan-tekanan yang dihasilkan pasar. Walaupun surat-surat obligasi tersebut dianggap sebagai surat-surat hutang, jaminan mereka hanyalah janji Pemerintah Kerajaan Ottoman untuk membayar perusahaan konstruksi dengan tunjangan sebesar 28 juta franc per tahun (lebih dari £1.500.000) – untuk 99 tahun.
Pada bulan September 1872, 1.230.000 surat-surat obligasi yang tersisa ditawarkan dengan nilai 150 franc kepada kongsi tersebut dan 170 franc kepada masyarakat. Tetapi ambruknya pasar bursa di tahun 1873 menerpa. Masih tersisa setengah dari Turkenlose yang tidak terjual, nilainya jatuh dari 183 franc menjadi 115 franc. Hirsch tentu saja menjadi lebih kaya, menjadi tokoh yang sekarang sangat dikenal akan kemampuannya mendapatkan kekayaan dari kejatuhan orang lain. Hirsch sebagai pemegang konsesi memiliki £14 juta di tangannya untuk pembangunan dan keuntungan atas Turkenlose sebesar £2 juta. Intrik-intrik yang terus berlanjut – saya tidak memberi indikasi bahwa konspirasi hanya merupakan rangkaian-rangkaian yang berkelanjutan dari tata cara-tata cara dan perjanjian-perjanjian seputar pembangunan jalan kereta api – melibatkan Sultan, Yang Mulia Wazir Ali Pasha dan Yang Mulia Wazir Mahmud Nedim Pasha dan Ralph Anstruther yang adalah juga pemimpin East Hungarian Railway. Proyek-proyek teknis pembaharuan, yang sama sekali bukan modul-modul fisik nyata yang dilaksanakan secara rasional, hanyalah merupakan lisensi-lisensi untuk memudahkan pergerakan angka-angka abstrak yang tidak mengenal bangsa dan mata uang yang disandikan dalam apa yang disebut sebagai mata uang ke dalam dokumen-dokumen kertas – yang disebut saham-saham dan surat-surat obligasi.
Uang pinjaman Turki pada tahun 1855 bergerak di Eropa tanpa ada hubungan yang nyata dengan Pemerintah Kerajaan Ottoman, mengambang, abstrak dan mengancam hubungan Sir Edward Hamilton dari Departemen Keuangan Inggris dan Rothschilds yang telah mengeluarkan apa yang disebut sebagai pinjaman.
Selama abad ke-19, berlangsung hingga depresi di tahun 1873 Pemerintah Kerajaan Ottoman didorong untuk menerapkan depresiasi untuk meminjam uang dalam rangka menutup pembayaran-pembayaran bunga dan defisit. Pada tahun 1875 Mahmut dipaksa untuk mendeklarasikan suatu penangguhan pembayaran hutang atas hutang Pemerintah Kerajaan Ottoman sebesar £200 juta.
Gerakan selanjutnya adalah bagi kekuatan-kekuatan Barat untuk menyatakan bahwa Turki pailit dan menunjuk suatu Komisi Internasional untuk mewakili para pemegang surat obligasi asing. Turki, yang tidak mendapat kredit, terdorong untuk mengenakan pajak yang tidak adil kepada rakyatnya. Orang-orang Serbia bangkit memberontak. Kekuatan-kekuatan raksasa mulai memaksa. Midhat Pasha ditarik kembali yang mengakibatkan turunnya Abdalaziz pada bulan Mei tahun 1876, yang pada gilirannya membuka jalan bagi tokoh penting, Abdalhamid lewat Murad yang tidak bahagia.
Kematian Khalifah, dibuangnya Midhat, perang dengan Serbia, kekejaman orang-orang Bulgaria yang terkenal tak adil yang tidak pandang bulu terhadap tindakan-tindakan pemberontakan kriminal, semuanya memiliki kekuatan yang mendorong dalam manipulasi pinjaman-pinjaman, surat-surat obligasi dan keadaan-keadaan mengambang magis yang berasal dari apa yang disebut National Bank atau Imperial Bank, tidak ada satupun yang dapat membanggakan suatu dasar modal dalam kekayaan nyata dan dimiliki oleh negara yang dimaksud. Karena merupakan keuangan internasional, suatu modal yang tak nyata di ‘antara’ bangsa-bangsa, mayoritas dimiliki oleh sekelompok keluarga-keluarga yang mengganti kebangsaan mereka dan menerima gelar-gelar mereka dengan mengesankan tanpa rasa malu.
Bosnia dan Herzegovina dialihkan kepada administrasi Austria di bawah bendera Usmani. Pembangunan jalan kereta api tersebut tidak selesai. Setengah dari perdagangan laut Turki dikontrol oleh Inggris.
Pada titik ini Hirsch mentransfer kegiatannya dari Paris ke Wina dan melepas kewarganegaraan Austrianya. Pada tahun 1881 Hirsch masih menyusun rencana secara diam-diam untuk menyelesaikan pembangunan jalan kereta api tersebut. Sekarang ia mencoba menghubungkan Austrian State Railway dengan Banque de Paris dan Pays Bas yang muncul sebagai hasil penggabungan dengan Bischoffsheim dan Goldschmidt. Bank ini dipimpin oleh saudara ipar Hirsch yaitu Heinrich Bamberger. Sambungan-sambungan akhir pada jalan kereta api tersebut masih belum selesai. Para rekanan Ottoman Bank, tanpa sepengetahuan pemerintahan Ottoman, ditarik oleh Hirsch yang merasa marah dan akhirnya jalan kereta api tersebut terselesaikan, namun kemudian Komisi Hutang Negara Ottoman mengontrol seluruh kekayaan Pemerintah Kerajaan Ottoman.
Biaya dari pengurangan lama perjalanan dari Wina ke Istanbul yang semula 7 hari menjadi 40 jam mengakibatkan kehancuran yang tak terelakkan dari Kekhalifahan Islam.
Petualangan berakhir, Hirsch harus memutuskan dirinya dari petualangan tersebut, setelah proses pengadilan yang berkepanjangan ia berhasil menyelamatkan dirinya. Hirsch menerima Grand Cordon (Gelar kebangsawanan) dari Orde Usmani walaupun kalangan Istanbul bersikeras menyatakan bahwa Sultan membenci Hirsch dan menginginkan kepalanya. Hirsch menyerahkan kendali jalan kereta api itu kepada sebuah kelompok yang dipimpin oleh Deutsche Bank, yang salah satu pendirinya adalah Ludwig Bamberger, yang saudara laki-lakinya yaitu Heinrich, pemimpin Parisbas yang menikahi saudara perempuan Hirsch.
Para penerus merencanakan untuk mengalihkan jalan kereta api tersebut ke Baghdad. Tentu saja hal itu dimaksudkan untuk tujuan penaklukan, didorong oleh carikan-carikan kertas yang disebut mata uang dan surat-surat obligasi.
Weizmann, presiden pertama Israel mengingat kembali bahwa di rumah keluarganya di Pinsk tergantung empat lukisan : Maimonides, Chekhov, Tembok Ratapan dan Baron de Hirsch.
Sementara Hirsch secara aktif menghancurkan struktur Usmaniyya menjadi tipe pemimpin dan pemerintah yang baru, kekuatan elit memiliki satu lagi kunci dasar di dalam kekalifahan – Mesir. Harus diingat bahwa kesatuan nasional yang memiliki ciri tersendiri merupakan pokok persoalan dari kegiatan-kegiatan antar para nasionalis. Ada banyak maksud-maksud dari pengambilan kekayaan – instrumen-instrumennya sama, perbankan: kalangan keluarga-keluarga elit yang saling menikahi, tanpa kesetiaan kepada bangsa. Pemangsa lain semacam itu adalah Ernest Cassel. Minat Cassel sangatlah luas. Ia menjadi salah satu anggota dewan di Shanghai Bank dan Hong Kong Bank. Bersama Rothschild ia menjadi bagian dari Maxim Gun Company yang berbentuk badan hukum pada tahun 1844. Ia menjadi bagian dari Vickers, produsen senjata. Setelah memberi pinjaman pada Uruguay ia pindah ke Scandinavia. Bersama Frederick Warburg, menantu Jacob Schiff, dengan modal sebesar £ 995.000 ia mendirikan Grangesberg Oxelosund Traffic Company. Namun kekayaan utamanya akan datang dari Mesir. Di bawah pemerintahan Raja Muda Ismail, dua pertiga dari penghasilan negara untuk membayar hutang. Cassel muda yang bekerja pada teman kita Bischoffsheim dan Goldschmidt meminjamkan uang kepada Raja Muda Ismail sebesar £7 juta dengan bunga 7% untuk membangun industri gula. Pada tahun 1873 kongsi milik Bischoffsheim berhasil memberikan pinjaman negara sebesar £32 juta juga dengan bunga 7%, dalam satu gerakan yang menyedot seluruh penghasilan negara yang tak diamankan.
Raja Muda dipaksa untuk menjual sahamnya atas Terusan Suez kepada Pemerintah Inggris dengan harga £4 juta dan meminjam £8 juta dari Anglo-Egyptian Bank.
Pada saat yang sama Sultan terpaksa gagal membayar hutang-hutang. Raja Muda juga gagal, menyapu bersih cadangan Anglo-Egyptian Bank. Perancis masuk dan mendirikan Caisse de la Dette Publique dan mengambil alih setengah dari penghasilan negara yang besarnya £10 juta untuk memindahtangankan kepada para pemegang surat-surat obligasi dari Perancis. Raja Muda dipaksa meminjam uang dari orang-orang Yunani di Alexandria dan orang-orang Yahudi dengan bunga 30%.
Secara Politis, Sultan diwajibkan untuk menurunkan Raja Muda dari tahta dan menggantikannya dengan anaknya, Tawfiq. Rothschilds kemudian masuk dengan versi mereka untuk menyelamatkan. Mereka mengeluarkan £8,5 juta surat-surat obligasi hipotek kepemilikan tanah sebagai pinjaman dengan bunga 5%, di London dan Paris. Ini menghancurkan rakyat jelata yang diperintah untuk berhemat. Seorang nasionalis bernama Arabi Pasha, mengambil kendali dalam suatu kudeta. Di sini kita mempunyai model dasar dari respon Arab dan Turki terhadap jebakan yang mengandung riba – penurunan tahta dan kudeta. Ketika debu berhenti bergerak, maka para pemberi hutang kemudian dapat menyusun syarat-syarat dalam mempertahankan perekonomian pada pemegang jabatan yang baru atau sebaliknya menyingkirkannya. Apa yang disebut sebagai model demokratis mengikuti pola ini, penipuan pemerintahan yang sempurna untuk mengontrol massa dalam perbudakan. Tetap saja, seratus tahun kemudian, pemberontakan, terorisme dan kudeta dijalankan bersamaan dengan pemilihan umum untuk menjamin agar para bankir dibayar.
Menurut seorang pro-Mesir bernama Scawen Blunt, Charles Wilson, Menteri Keuangan Gabungan Inggris – Perancis, yang dipecat oleh Ismail pergi ke Paris Rothschilds dan memperingatkan mereka akan adanya penolakan hutang yang akan datang. Pada gilirannya mereka “dalam keputusasaan mereka akan jutaan uang mereka” seperti yang diuraikan Blunt, pergi menemui Bismarck. Ia mengancam untuk ikut campur. Sultan memecat Ismail dan hutang Arabi terbayar. Tetapi sebelum Arabi dapat dinon-aktifkan ia telah mulai membentengi Alexandria dimana armada-armada Inggris dan Perancis berlabuh. Kemudian pasukan-pasukan tentara di bawah pimpinan Sir Garnet Wolseley dikirim maju dan menang atas Tel-el-Kebir. Tindakan lanjutannya adalah mengirimkan Mayor Evelyn Baring, anak laki-laki dari Lord Revelstoke dan anggota dari Bank Baring yang juga keturunan Yahudi Lithuania, ke Mesir sebagai Agen dan Konsul Jenderal Inggris. Adalah tugas utama pria ini untuk menemukan jalan untuk membuat para ulama Mesir membatalkan fatwa yang menuduh secara terbuka perbankan sebagai sistem riba. Akhirnya ia menemukan orangnya. Muhammad ‘Abduh penganut ajaran kebatinan, murid dari penghasut asal Iran bernama Jamaludin al-Afghani. Demikian, apa yang disebut sebagai pembaharu Islam dari asal mulanya merupakan bagian dari strategi untuk mengijinkan sistem perbankan feodal yang dikelola oleh sejumlah oligarki yang berkuasa. Bantuan pinjaman pada tahun 1885 sebesar £9.424.000 dikeluarkan di London dan Paris oleh Rothschild.
Pada tahun 1892, imbalan bagi Baring tiba dalam bentuk sebuah gelar kebangsawanan. Sebagai Lord Cromer ia terus-menerus menghancurkan kekuatan pemerintah terhadap perdagangan yang merupakan dasar dari Islam dan menggantikannya dengan penerimaan secara terbuka sistem riba kapitalisme tinggi yang disebut sebagai pembaharuan di Eropa.
Di Omdurman15), pasukan Inggris menghancurkan pasukan Islam Mahdi berkat Cassel. Kemenangan tersebut dicapai karena adanya bantuan 44 senjata buatan Vickers Maxim yang membunuh 10.000 orang dibandingkan dari pihak Inggris yang hanya 500 korban. Mesir membayar untuk operasi tersebut. Cromer kemudian memilih Cassel untuk mendanai proyek Bendungan Aswan. Ia akan membebankan tanggung jawab kepada para kontraktor. Orang-orang Mesir akan membayar pada saat penyelesaian pembangunannya, yang diambil dari kenaikan penghasilan dam tersebut, kira kira sebesar £2 juta per tahun. Churchill menyebutnya investasi terbaik sepanjang sejarah. Cassel terus menerima tanah-tanah Daira Sanieh – seperlima dari tanah Mesir yang dapat ditanami. Untuk setengah juta dibayar terlebih dahulu, sisa setengahnya dibayar selama sepuluh tahun, Cassel telah mendapatkan tanah-tanah tersebut yang diberikan oleh seorang yahudi spanyol, bernama Raphael Suares. Enam tahun kemudian, dengan nilai nominal £1, saham-saham perusahaan terbatas diberi harga pasar sebesar £108, penyerahan kepemilikan secara cepat senilai £13 juta. Dengan adanya transaksi Daira Sanieh di belakangnya, Cassel mendapatkan keputusan yang mengijinkannya mendirikan National Bank of Egypt. Dengan modal awal sebesar £1 juta, setengahnya dari Cassel, berdirilah bank tersebut. Di antara para direkturnya, enam orang adalah bankir Yahudi setempat, lainnya dimasukkan oleh Cassel, di antara mereka adalah Carl Meyer, baru keluar dari Rothschild dan Vincent Caillard, saudara D’Israeli yang bertugas selama 14 tahun sebagai komisaris pada Administrasi Hutang Negara Ottoman. Untuk posisi komisaris pemerintah bagi National Bank yang dipilih oleh Cassel adalah Victor Harari, mantan Direktur Jenderal Pembukuan Negara pada Kementrian Keuangan Mesir, salah satu dari sedikit orang Yahudi yang menjadi Pejabat Tinggi dan Ksatria.
Di bawah pimpinan Cromer – seorang dari kalangan Baring, ingatlah – National Bank melahirkan Agricultural Bank of Egypt. Setelah 3 tahun nilai nominal saham yang mulanya £5 menjadi £800.
Kontrol perbankan yang dilakukan Cassel di Mesir secara efektif mendorong Perancis dan Ottoman Bank keluar dari Mesir. Untuk menggantikan kerugian atas Entente Cordiale adalah pemberian konsesi kepada Perancis atas Maroko sebagai – apa yang disebut – daerah protektorat.
Demikianlah pengepakan yang perlahan dan pembagian menjadi kesatuan-kesatuan ‘perbankan’ nasional dari Umma Islam, yang secara politis didefinisikan oleh Barat sebagai Kerajaan Ottoman, dicapai dengan sendirinya oleh adanya kolaborasi Yahudi-Kristen yang melibatkan kekuatan-kekuatan besar Eropa. Sehingga pemerintah Inggris meminta Cassel, sebagai bagian dari protokol-protokol Entente Cordiale, untuk merancang suatu pinjaman bagi pemerintah Maroko. Cassel mendesak agar ia memiliki kendali atas dana tersebut. Sehingga National Bank of Morocco terwujud. Untuk keberhasilan ini Cassel menerima Legion of Honour, sebuah gelar kebangsawanan dan sebidang tanah Maroko seluas 100.000 are.
Pada tahun 1888, Siemens dari Deutsche Bank mendapatkan konsesi bagi jalan-jalan kereta api di Anatolia untuk membangun jalur dari Haidar Pasha di pesisir Asia dekat Istanbul ke Ankara dan dari Eskishehr ke Konya. Pada tahun 1896 Siemens merencanakan untuk memperpanjang jalan kereta api ke Baghdad dan Basra. Di saat inilah Kaiser Wilhelm membuat kunjungan kenegaraan ke Istanbul dan terus ke Yerusalem dan Damaskus di tahun 1898.
Selama kunjungannya ini Kaiser Wilhelm menyapa Khalifah sebagai pemimpin 300 juta umat Muslim. Di Damaskus ia meletakkan karangan bunga di makam Salahuddin. Pada tahun 1899 Abdalhamid menandatangani Keputusan Sultan yang memberi kuasa atas Imperial Ottoman Baghdad Railway. Lagi-lagi tokoh-tokoh yang sama muncul mendorong minat-minat negara-negara – Perancis, Jerman, Inggris tetapi tentu saja selalu menyangkut masalah apakah pinjaman-pinjaman dan kontrak-kontrak ditangani oleh Rothschild atau oleh Cassel atau oleh sepupu-sepupu ‘Perancis’ mereka.
Tahun 1907. Kaiser Wilhelm mendesak agar konsesi Baghdad Railway berada di tangan Jerman. Setahun kemudian pemberontakan Young Turks16) melawan Sultan terjadi. Salah satu protes mereka adalah jaminan Pemerintah Kerajaan Ottoman bagi jalur kereta api sementara pembayaran angkatan bersenjata secara serius tertunggak. Namun gejolak yang dimaksudkan untuk mengoncang kekalifahan bukanlah berlandaskan pemberontakan militer pribadi, tetapi lebih merupakan peperangan bergaung di antara bank-bank besar dengan sekelompok kecil keluarga yang saling menikahi yang menginginkan keuntungan-keuntungan masuk ke boks-boks mereka dan bukannya sepupu-sepupu mereka.
Ottoman Bank, atau Perancis jika anda seorang ahli sejarah yang berpikiran kuno dan Deutsche Bank atau Jerman melakukan manuver bagi pembangunan jalan kereta api. Young Turks antri untuk menerima pinjaman dari Inggris, yaitu pinjaman dari Bank Baring. Cassel dengan segera membalas dengan pembayaran di muka dalam bentuk pinjaman sebesar £1,5 juta yang sudah disepakati dalam kontraknya dengan Ottoman Bank untuk tahun berikutnya. Dalam bulan yang sama, pembentukan National Bank of Turkey diumumkan dengan modal awal sebesar£3 juta dan selanjutnya sebesar £2 juta jika konsesi dikabulkan untuk mendirikan Land Bank, berdasarkan model perbankan Mesir milik Cassel yang sukses.
Di antara direktur-direktur Bank ‘Nasional’ terdapat Sir Adam Block, pengurus administrasi pada Komisi Hutang Ottoman dan Presiden Dewan Perdagangan Inggris, berbagai pemimpin Young Turks dan Lord Revelstoke, sebut saja mantan seorang Baring dan seorang direktur Bank Baring. Ini merupakan salah satu tindakan-tindakan terakhir Abdalhamid – ia menandatangani Keputusan Sultan yang mengesahkan National Bank milik Ernest Cassel pada tanggal 5 April tahun 1908. Ini menggerakkan pemberontakan-pemberontakan dan kontra-pemberontakan-pemberontakan yang mengakibatkan pengunduran diri Khalifah Abdalhamid demi saudara laki-lakinya yang terpenjara dalam istana. Sementara itu dalam £1 juta pinjaman kota praja Istanbul terlihat National Bank beraksi. Banque de Salonique dan para broker Yahudi Inggris, Keyser, berjuang untuk mendapatkan hak istimewa atas pinjaman tersebut.
Pada tahap ini ketamakan yang luar biasa dari para bankir telah nyata-nyata menegaskan bahwa kebangkitan warganegara akan sia-sia bagi kerajaan Usmani.
Pada tahun 1911, Deutsche Bank telah mengamankan Baghdad Railway sebagai proyek mereka. Pemerintah Kerajaan Ottoman menandatangani pada bulan Maret. Sementara Djavid Bey sedang merencanakan masak-masak hutang-hutang Pemerintah Kerajaan Ottoman. Ia mencari suatu pinjaman baru dari (apa yang disebut) Ottoman Bank. Menteri Luar negeri Prancis mendesak untuk adanya pengendalian atas keuangan negara Ottoman sebagai jaminan dan penarikan diri Maghrib 17) secara penuh ke Perancis. Pemerintah Prancis tidak tahu bahwa ada sebuah perjanjian rahasia antara Ottoman Bank dan Deutsche Bank yang saling menjamin 30% atas keikutsertaan dalam setiap proyek di Turki. Djavid Bey mengakhiri dengan suatu pinjaman senilai £6 juta yang akan disusul dengan £5 juta pada tahun 1911 dari Credit Mobilier. Itu pada gilirannya menetapkan kekuatan-kekuatan Eropa – yaitu keluarga-keluarga perbankan – satu lawan yang lain.
Apa yang disebut sebagai Komite Persatuan dan Kemajuan telah menguras kekayaan negara dan menggantikannya dengan sistem hutang riba secara fatal telah merusak negara. ‘Perancis’ – seperti yang tetap saja kita bayangkan – memiliki kontrak untuk membangun suatu sistem jalan yang baru. Jerman memiliki kontrol atas angkatan bersenjata. Inggris sedang memperbaharui armadanya. Seorang inspektur Jenderal Inggris menjalankan Bea Cukai. Sementara setiap orang berselisih pendapat mengenai syarat-syarat pinjaman Credit Mobilier, Pemerintah Kerajaan Ottoman mengumumkan bahwa Deutsche Bank telah merancang suatu konsorsium untuk membawa pinjaman sebesar £11 juta, diamankan terhadap pajak penghasilan Istanbul. Untuk menghadapi hal ini Cassel mengajukan penggabungan Ottoman Bank dan National Bank, tetapi ia terlambat.
Plot-plot Cassel yang terakhir berada dalam apa yang disebut Turkish Petroleum Company. Dalam lautan hiu – Royal Dutch Shell, Gulbenkian, Deutsche Bank, Anglo–Persian Oil – Cassel berjuang untuk mendapatkan bagiannya atas minyak di Mesopotamia. Kalah dalam penawaran, Cassel mengundurkan diri. Tahun 1914 tampaklah Cassel meninggalkan ekploitasinya di Turki, karena menyadari bahwa keuntungan tidak dapat bertambah lagi sampai bencana yang baru menerpa. Ketika Cassel meninggal ia menyatakan : “Saya memiliki segalanya di dunia yang tidak saya inginkan, dan yang saya inginkan tidak saya miliki.” (ALLFREY: Edward VIII dan dewan Yahudinya). Anak gadisnya, Edwina, menikahi Lord Mountbatten. Di antara begitu banyak perselingkuhan yang ia lakukan adalah skandalnya dengan Nehru yang memihak kaum Hindu India atas kaum Muslim dalam Pembagian Wilayah dan perbudakan bagi Kashmir.
Semua lembaga-lembaga dan metode-metode perbankan terpenting yang meraup kekayaan yang melimpah milik negara Usmani akan meneruskan langkah serakah mereka hingga akhir abad ke-20. Baru sekarang dalam fase sekarang ini keluarga-keluarga yang sama ini dapat dilihat menghisap darah European Union (persekutuan Eropa), Rusia dan Amerika sendiri, korban terakhir para bankir – untuk perbankan sendiri, seperti kanker yang pada akhirnya menghancurkan organisme induknya.
(KEMBALINYA KEKHALIFAHAN, oleh Shaykh Dr. Abdalqadir As-Sufi, diterjemahkan oleh: Abbas Firman, Ribat Rasulullah, 2003)
Semoga bermanfaat dan menjadi pembelajaran bagi diri kita dan keluarga sehingga kita bisa bangkit kembali dan membentuk Ekonomi Islam yang kuat.


No comments:

Post a Comment